Hidup di dunia ini emang penuh dengan batas-batasan, terutama terbatasnya pengetahuan, banyak hal yang kita enggak tahu, dan banyak juga yang mau tahu tentang segala sesuatu. Tapi, benernya kita enggak bisa tahu semuanya. Prasangka, persepsi, dan asumsi itu kayak cara seseorang berusaha nangkep sesuatu dari pandangan dia sendiri. Dulu temen saya pernah ngasih saran, “jangan suka nge-judge kalo enggak tahu.” Kalimat singkat tapi nyindir banget, maksudnya biar saya enggak asal prasangka, persepsi, atau asumsi tentang orang lain.
Soalnya, kalo kita asal-asalan nilai orang lain atau bikin prasangka yang salah, bisa-bisa bikin fitnah, dan itu bakal berakibat buruk buat orang lain, ya. Makanya, sebaiknya kita hindarin hal kayak gitu deh. saya juga enggak begitu peduli gimana orang nge-liat atau nge-asumsiin saya. Selama saya ngerasa baik dan tetap jadi diri sendiri, pasti orang-orang bakal liat positif juga.
Nggak bisa dipungkiri, sih, kadang persepsi, prasangka, dan asumsi orang bisa jadi bahan buat kita evaluasi diri. Tapi emang gak mudah buat nge-value diri sendiri, dan enggak mungkin juga kita bikin diri kita jadi seperti yang diharapin semua orang, kan? Setiap orang punya selera dan pendapat masing-masing, nggak mungkin deh kita terus mikirin orang lain terus.
Yang penting, kita jadi diri kita sendiri, percaya diri, dan tetep ngikutin jalan kebaikan. Enggak perlu pura-pura dan tutup-tutupin apa adanya. Kita harus jujur sama diri sendiri, tunjukin siapa kita sebenernya.
Menurut saya, ini adalah salah satu hal penting banget dalam berhubungan sama orang lain, ya, apapun hubungannya, entah itu sama keluarga, teman, kerjaan, atau di kehidupan sehari-hari. Misalnya, cuma dengan sapa, bilang “makasih,” atau senyum aja, udah bisa berpengaruh banget buat orang lain. Beberapa hal kecil kayak gitu tuh sebenernya gampang banget kita lakuin. Tapi, buat sebagian orang, mungkin mereka anggep itu remeh atau enggak penting.
Padahal, kalo dipikir-pikir, dampaknya bisa besar, loh! Menurut saya, satu di antaranya adalah orang itu merasa diterima dan dihargai. Kan, nggak ada yang pengen dibenci atau ditolak sama orang lain. Kalo gitu, apa cukup cuma melakukan hal-hal tadi? Menurut saya, enggak. Kita harus inget, setiap orang kan beda-beda, jadi cara kita memperlakukan mereka juga harus beda-beda.
Yang baik menurut saya, belum tentu baik buat orang lain. Makanya, penting banget buat kita ngertiin orang lain, biar apa yang kita lakuin dan kasihin ke mereka sesuai sama keinginan mereka. Nah, yang terakhir, hal-hal tadi nggak bakal berjalan lancar kalo di dalam hati kita nggak ada cinta. Jadi, lakuinlah semuanya dengan cinta dan tulus ya!
Akhir Kata
Hal yang paling absurb dalam hidup ini adalah jika kita itu hidup sebagai makhluk sosial itu harus dituntut untuk menjadi angkuh dengan menyombongkan sesuatu yang kita banggakan, ya begitulah namanya kehidupan sosial. karena lebih baik menghindari kehidupan sosial agar benar-benar dapat hidup dengan bahagia, karena kita sebagai makhluk sosial itu hidup secara bersosial tidak jauh dari validasi orang lain, yang membuat dirinya itu untuk terdorong untuk menyombongkan apa yang kita banggakan, Ya semua itu adalah wujud penjilatan mereka untuk menghormatimu, karena manusia semacam mereka itu begitu munafik jika tidak merasakan keuntungan dari dirimu yang dilandasi oleh materi.
Ya hidupmu hanya untuk diperhitungkan oleh penjilat, karena mereka pada dasarnya begitu sombong untuk menerima dirimu apa adanya karena mereka itu jauh lebih sombong dari pada dirimu jika dirimu dianggap lemah karena tidak menguntungkan bagi mereka. Oleh sebab itu kamu hanya perlu memperlakukan mereka dengan kesombonganmu jika mereka memperlakukan dirimu dengan kesombongan mereka sendiri dengan menyepelekan dan meremehkanmu. Ya begitulah hidup bersosial kalo tidak sombong berarti dirimu tidak menghargai dirimu sendiri, dengan membiarkan mereka memperlakukan dirimu sesuka hati mereka, walaupun sifat sombong itu merupakan sifat dari iblis itu sendiri dengan begitu manusia pandai memerankannya dengan baik dengan memperlihatkan wujud mereka sebagai manusia yang sesungguhnya, oleh sebab itu perlakukan mereka sesuai dengan bagaimana mereka memperlakukan dirimu.
Konten di bawah ini adalah iklan dari platform lain. Media kami tidak terkait dengan konten ini.