Daftar Isi
Dalam kehidupan sosial, kita diajarkan untuk bersikap baik, sopan, dan penuh hormat. Namun seiring waktu, kita mulai menyadari bahwa tidak semua kebaikan berasal dari ketulusan. Ada yang bersikap sopan bukan karena menghormatimu, tetapi karena takut padamu. Dan di sinilah kebenaran yang sering luput dari perhatian: kebaikan yang lahir dari ketakutan bukanlah kebaikan, melainkan manipulasi yang dibungkus kesopanan.
Fenomena ini terjadi di berbagai lapisan dari hubungan pribadi, lingkungan kerja, sampai ranah kekuasaan. Ketika seseorang terlalu manis, terlalu cepat menyetujui, atau terlalu sering memuji tanpa alasan yang jujur, kita patut bertanya: Apakah ini hormat atau hanya sekadar penjilatan?
Antara Hormat dan Rasa Takut: Perbedaan yang Tipis Namun Menentukan
Hormat Berasal dari value Takut Berasal dari Ketergantungan
Rasa hormat adalah pengakuan terhadap kualitas seseorang, entah itu integritasnya, ilmunya, atau kebijaksanaannya. Hormat bersifat murni dan tak terikat pada kondisi. Sebaliknya, rasa takut lahir dari ketergantungan. Orang yang takut padamu tidak menghargaimu sebagai pribadi, tetapi melihatmu sebagai sumber daya yang tak boleh dimusuhi.
Rasa takut tidak pernah melahirkan hormat-hanya kepura-puraan yang licik.
Hiburan Kita
Seseorang yang menghormatimu akan tetap bersikap hormat bahkan saat kamu kehilangan kekuasaan. Tapi mereka yang hanya menjilat karena takut, akan menghilang saat kamu tak lagi memberi mereka keuntungan.
Ketika Kebaikan Menjadi Alat, Bukan Niat
Kebaikan sejati lahir dari hati, bukan dari rasa cemas akan konsekuensi. Tapi penjilat menjadikan kebaikan sebagai alat transaksi: bersikap manis agar tetap aman, agar terus diberi peran, agar tak tersingkir dari orbit pengaruh.
Kebaikan yang tumbuh dari rasa takut adalah akar dari kemunafikan yang diam-diam merusak nilai-nilai kejujuran.
Hiburan Kita
Dan di sinilah letak bahayanya: jika kita tertipu oleh kebaikan palsu, kita bisa mengandalkan orang yang sebenarnya menyiapkan jalan untuk meninggalkan kita saat keadaan berubah.
Tanda-Tanda Kebaikan yang Dilandasi Rasa Takut (Fear Factor)
Agar tak terjebak dalam jebakan sosial ini, berikut beberapa tanda kebaikan yang berakar dari rasa takut, bukan ketulusan:
Selalu Setuju Tanpa Memberi Pandangan Jujur
Penjilat tidak akan pernah menantangmu. Mereka akan setuju dalam semua hal, bahkan yang salah, karena tujuan mereka bukan mencari kebenaran, melainkan menjaga posisi.
Berlebihan dalam Memuji
Pujian mereka tidak punya kedalaman. Terlalu sering, terlalu tinggi, terlalu sempurna. Semua itu hanyalah alat untuk menjilat, bukan refleksi dari penghargaan sejati.
Menghilang Saat Kamu Jatuh
Ini adalah ujian paling nyata. Saat kamu tak lagi berada di puncak, siapa yang tetap tinggal? Penjilat akan pergi diam-diam, lalu menjilat yang lain.
Bahaya Sosial dari Penjilatan yang Diterima sebagai Kebaikan
Lingkungan Palsu yang Penuh Kebohongan
Jika pemimpin dikelilingi penjilat, maka ia hidup dalam fatamorgana. Ia tidak lagi melihat realita, hanya bayangan palsu yang terus menenangkannya.
Merusak Budaya Jujur dan Kritik yang Sehat
Kritik adalah bentuk kepedulian, tapi penjilat membungkamnya. Akhirnya, yang bertahan adalah suara-suara palsu, dan kebenaran tenggelam dalam keramaian pujian palsu.
Membangun Hubungan Berdasarkan Ketulusan, Bukan Ketakutan
Tanyakan Motif di Balik Setiap Sikap
Apakah mereka baik karena kamu manusia, atau karena kamu punya kuasa? Uji relasi dengan kejujuran. Berani mengatakan tidak adalah tanda cinta yang sejati, bukan pemberontakan.
Jangan Bangga Dihormati Karena Ditakuti
Beberapa orang menikmati rasa dihormati karena ditakuti. Tapi itu bukan kehormatan, itu dominasi. Hormat sejati datang dari mereka yang tetap mendukung bahkan saat kamu lemah.
Menjadi Bijak dalam Menilai Kebaikan
Dalam dunia yang semakin penuh dengan kepentingan dan pencitraan, kemampuan membedakan antara hormat dan penjilatan adalah kebijaksanaan yang penting. Jangan mudah terbuai oleh kata-kata manis atau perlakuan sopan. Lihat lebih dalam – pada motif, pada konsistensi, dan pada keberanian untuk jujur.
Ketika kamu dihormati karena ketulusan, kamu dicintai. Tapi ketika kamu dihormati karena ditakuti, kamu hanya digunakan
Hiburan Kita
Kebaikan tanpa ketulusan adalah racun halus. Dan penjilat adalah tangan yang menyajikannya dengan senyuman. Maka bijaklah memilih siapa yang kamu percayai, karena tidak semua yang terlihat lembut datang membawa damai. Kadang mereka datang membawa luka, dengan cara yang sangat sopan.
Kemunafikan Manusia dalam membentuk harmoni kehidupan.
Penjilat pada umum nya tak segan untuk berperilaku lancang terhadap orang lain, jika dirimu dianggap lemah dari pada mereka, karena pada dasarnya orang seperti mereka adalah orang sombong jika mereka merasa lebih hebat dari orang lain atau mereka menganggap dirimu tidak berguna selain hanya memanfaatkan dirimu saja, karena begitulah mereka si para penjilat, mereka hanya memperlakukan orang lain berdasarkan value atau kebermanfaatan saja dari orang lain terhadap diri mereka karena si penjilat itu hanya dapat memanfaatkan kebaikan orang lain untuk keuntungan mereka sendiri. Terutama memanfaatkan sumber daya berupa materi pangkat dan jabatan dari popularitas orang lain yang dapat meningkatkan harkat martabat mereka dengan menjilat karena memiliki kenalan orang hebat seperti dirimu.
Ya, itulah betapa busuknya moralitas mereka sebagai manusia pengkhianat yang akan tak segan menusuk mu dari belakang jika ekspetaksi akan kehebatan yang mereka kagumi dari mu itu sudah tak sesuai lagi dengan realitas. Ya, begitulah mereka, atau mereka pada akhirnya mereka akan menghilang dan meninggalkan mu tanpa kabar jika dirimu sudah dianggap menjadi gembel karena mahkota mu yang selama ini yang mereka puja-puja darimu sudah retak dan hancur atau dicuri orang lain karena bencana kehidupan yang membuatmu bukan lah siapa-siapa lagi selain orang biasa yang tak perlu dijilati oleh mereka si para penjilat.
Jika dirimu ingin dihormati oleh penjilat, maka kamu harus lebih hebat, lebih kuat, lebih pandai, lebih cerdas (pintar), lebih kaya atau bermateri dari pada mereka. Karena mereka hanya pandai berperilaku lancang kepada orang lain dengan cara menyepelekan atau merendahkan orang lain jika mereka merasa lebih dari orang lain. karena moralitas mereka hanya memandang orang lain berdasarkan value (pns) atau kebermanfaatan orang lain terhadap diri mereka, berkedok kebaikan bersama, walaupun terkadang diantara mereka tidak memiliki kualitas apapun untuk pantas menilai orang lain sesuka hati mereka.
Hiburan Kita.
Oleh sebab itu, dirimu akan menyadari kehidupan ini adalah tragedi, bahwa selama ini kedamaian yang kamu rasakan dahulu nya dimasa-masa kejayaan mu itu adalah ilusi yang membentuk keharmonisan palsu berupa ilusi yang dibentuk oleh kemunafikan manusia dalam harmoni kehidupan yang dihiasi oleh keindahan para penjilat yang merasakan kekuatan dari “fear factor” yang kamu hasilkan yang membuat mereka begitu manis senyuman mereka dan begitu sopan atau anggun nya perilaku mereka terhadap dirimu, terutama cara mereka seni dalam memanfaatkan kebaikan orang lain, karena bagi mereka “manusia yang baik itu adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain” kemunafikan mereka berkedok kebaikan atau mengatasnamakan kebaikan bersama, terutama mereka yang bermain di ranah agama (oknum) yang tidak tulus menghormatimu apa adanya jika mereka menganggap dirimu tidak bermanfaat bagi mereka karena hidup mereka tidak terlepas dari rasa intrik, karena kamu bisa saja akan selalu disalahkan oleh mereka, karena mereka tidak dapat disalahkan, bahkan dilawan, karena itu keuntungan dari posisi mereka.
Disclaimer: Saya tidak memburuk-burukan agama (kafir), tetapi kenyataannya, tidak semua orang yang pandai beragama itu baik hatinya, terkadang mereka pandai menyembunyikan hati yang tidak baik mereka bekedok kealiman mereka secara tidak langsung mereka memanfaatkan kesakralan agama untuk berpolitik berkedok kebaikan bersama atau kebahagiaan dengan mengorbankan orang lain.
Dalam hidup ini jika kamu memperjuangkan kebaikan itu artinya dirimu secara langsung sekaligus telah memperjuangkan kejahatan itu sendiri, sebab kebaikan itu tidak pantas dikatakan sebuah kebaikan jika kebaikan itu dapat merugikan pihak lain atau mengorbankan orang lain dengan mengatasnamakan kebaikan.
Hiburan Kita – Memanfaatkan kesakralan agama sebagai privilege untuk keuntungan pribadi berkedok kebaikan bersama.
Penjilat secara lahiriah tampak baik, tapi sebenarnya tidak tulus dan manipulatif.
Mereka yang memiliki moralitas penjilat secara lahiriah pada umumnya berperilaku ramah dengan tampak terlihat kemampuan alami mereka bersikap sok asyik atau sok akrab kepada orang lain yang khususnya kepada orang-orang yang terlihat lebih tinggi dan besar secara fisik atau dianggap lebih kuat dari pada diri mereka sendiri, bahkan mereka tidak peduli bahwa mereka itu kecil dan lemah dikarenakan dirinya menganggap dirimu itu tidak sebaik orang lain yang dapat mereka kagumi, atau lebih tampak dapat mengintimidasi diri mereka, tampak juga cara mereka yang tak segan untuk menyepelekan orang lain atau terlihat tidak tertariknya mereka menanggapi orang lain tersebut dengan sikap mengabaikan atau cuek lebih bersifat kurang perhatian atau tidak peduli dengan hal yang tidak terlalu penting, (kamu dianggap sepele), dan sikap acuh tak acuh dengan sikap masa bodoh dan tidak peduli sama sekali di karenakan masalah tidak, atau dapat nya orang lain tersebut mengintimidasi diri mereka (rasa hormat) Mereka hanya memandang fisik, bertubuh sedang atau lebih kecil dari pada diri mereka (fear factor).
Aslinya mereka tidaklah sebaik itu, melainkan mereka pandai menyembunyikan watak/tabiat asli Mereka dengan menjadi orang baik atau terlihat sangat ramah karena mereka berbakat dalam menjilat.
Hiburan Kita – penjilat itu adalah seorang pendusta, Tidak tulus, dan manipulatif.
Individu yang memiliki kualitas inferior biasanya hanya memandang fisik atau seberapa pengaruhnya dirimu dalam mengintimidasi mereka, apakah itu berasal dari bentuk ukuran tubuhmu atau seberapa menyeramkannya paras tampang/rupamu. Karena mereka pada dasarnya bermental kacung yang secara moralitas mereka dapat dikatakan sebagai penjilat yang hanya tunduk kepada kekuatan (power) atau dapat disimpulan mereka kerdil secara moral, etika, akhlak, maupun adab. Dan jika dirimu berhadapan dengan mereka, katakanlah, jangan salahkan diriku, jika diriku jahat kepada dirimu, dan katakan justru dirimulah yang jahat dan kurang ajar kepada diriku, jika diri ku ini kamu anggap lemah. Dan mereka cenderung berwatak manipulatif, mereka yang pandai berperilaku sopan santun jika dirimu dianggap memiliki pengaruh yang membuat dirimu dianggap menguntungkan atau sumber daya yang tidak boleh dilawan oleh mereka yang jelas akan membuat dirimu disegani oleh mereka. Dan dari berbagai pola perilaku mereka sebagai seorang penjilat yang hanya dapat menjadi orang baik jika dirimu dapat dianggap berbahaya yang pantas dihormati oleh mereka.
Dan dalam hidup ini orang jadilah kuat yang sekaligus berbahaya jika dirimu ingin dihormati oleh para penjilat. Dan jadilah orang orang lemah jika dirimu ingin disepelakan atau ingin dipermainkan oleh penjilat. “Dirimu kuat, kamipun segan, dirimu lemah kamipun lancang” (moral penjilat).
Penjilat bermuka manis, tapi hatinya penuh manipulasi dan kepalsuan.
Hidup mereka sebagai seorang penjilat, “hidup itu berawal dari rasa gengsi“, karena mereka lebih mengutamakan kemunafikan mereka dalam menjaga keharmonisan, sebab kebaikan mereka tergantung seberapa bernilainya seseorang bagi mereka atau tergantung seberapa bermafaatnya kebaikan itu bagi diri mereka. Karena semua itu adalah soal harga diri bagi mereka yaitu rasa gengsi.
Penjilat hanya mempercantik tampilan lahiriahnya, tapi di baliknya tersembunyi niat yang manipulatif dan tak tulus.
Hiburan Kita
Di balik sikap manis seorang penjilat, tersembunyi kepalsuan dan niat manipulatif yang tak tampak di permukaan. Karena Penjilat adalah topeng bermulut manis yang menari di atas kebohongan, tak tulus, dan memutar realitas demi kepentingan dirinya. Dan Di balik senyum penjilat, tersembunyi niat yang busuk, tampak ramah, tapi hatinya hanya menghitung untung dari kepalsuan. Sebab Penjilat hidup dari pujian yang tak ia percayai, dan menawarkan kesetiaan yang tak pernah ia miliki. Maka Penjilat memoles wajahnya dengan keramahan, namun jiwanya keruh oleh kepentingan. Ia bukan sahabat, tapi bayangan yang menempel hanya saat ada cahaya.
Penjilat adalah makhluk yang memoles wajahnya dengan kesopanan, namun melapisi hatinya dengan niat yang licik. Ia tidak mendekat karena cinta, tidak tersenyum karena kehangatan. Ia menghitung, menilai, dan menyusun strategi di balik setiap pujian yang terdengar manis. Yang kau lihat hanyalah tampilan lahiriah, senyum yang disulam rapi, kata-kata manis yang disemprot parfum kepalsuan. Tapi di kedalaman matanya, tersembunyi ambisi yang menjilat waktu dan merayap di dinding kepentingan.
Jangan tertipu oleh keramahan yang terlalu cepat datang. Penjilat tak pernah benar-benar hadir untukmu, ia hanya bercermin melalui dirimu, mencari bayangan dirinya sendiri di mata orang yang bisa ia manfaatkan. Kesetiaannya hanyalah sementara; selama ada keuntungan, selama ada pintu yang terbuka. Saat kamu tak lagi berguna, ia akan menghilang seperti asap yang dibentuk dari kata-kata palsu.
Hiburan Kita
Dalam kehidupan ini kamu akan menyadari bahwa dirimu hidup pada suatu lingkungan yang dibentuk oleh budaya menjilat yang sudah mendarah daging, dengan tampak terlihat jika mereka tidak ingin menerima kekurangan mu, dan itu artinya mereka semua adalah penjilat sejati. kamu lemah kamu di buang, kamu kuat kamu dicintai dengan dipuja-puja, sehingga pada akhirnya kamu hidup untuk dituntut menjadi orang sombong dan angkuh sebagai bentuk kehormatan dirimu dimata orang lain, Karena semua ini berasal dari berbagai penyimpangan (anomali) yang membentuk budaya yang kehilangan martabat.
Penjilatan berlandaskan Good Looking, Good Rekening
Artikel ini masih dalam berbentuk draft karena Artikel jurnal ini sensitif (kontroversi).
Jika kamu tahu bahwa kehidupanmu sebenarnya dibentuk oleh kemunafikan seperti ini, maka lebih baik dibenci dari pada ditakuti, karena kamu tidak akan dicintai (dihormati) karena kamu itu jelek, lemah, atau miskin. Bila kamu paham bahwa semua ini ujungnya akan berakhir dengan pengkhianatan. Dan perlu disadari bahwa hidupmu dapat bernilai dan dapat dianggap berharga oleh orang lain bila dirimu dapat dikagumi dan dipuja-puja, maka puaskanlah hasrat mereka sebagai penjilat, jika kamu dapat hidup bahagia dengan cara seperti itu (harmony is an illusion).
Hiburan Kita
Penjilat yang sekaligus Pendengki
Bila kamu telah melihat semua realitas dari semua kenyataan hidup ini, kamu akan paham, bahwa manusia seperti mereka itu pada dasarnya tidaklah sebaik itu, melainkan mereka berbakat dalam menjilat. Karena semua anomali kehidupan ini berasal dari soal urusan tentang bertahan hidup, atau tentang bagaimana mereka dapat mencapai kebahagiaan. Kamu lemah, kamu dibuang. Kamu kuat, kamu dicintai. Atau kamu lemah, kamu diremehkan, kamu kuat kamu dibenci, yang jelas semua ini didasari oleh kedengkian hati mereka sebagai manusia penjilat. Dan jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang lain, jika kamu ingin dipuja-puja oleh penjilat, karena manusia seperti mereka ada di dalam kisah hidupmu tidak terlepas dari motif, atau hasrat yang di dasari keuntungan atas kecemburuan.
Kesan pertama yang menentukan bagaimana cara mereka menjilat
Mereka para penjilat umumnya hanya bereaksi pada kesan pertama. Jadi jangan heran jika mereka dapat memperlakukan orang lain berbeda-beda saat pandangan pertama. Mereka bukan hanya melihat penampilan mu yang rapi dan bersih, melainkan mereka mereka melihat seberapa tinggi dan besar menakutkannya dirimu bagi mereka dan seberapa buruk seramnya tampang/rupamu bagi mereka yang dapat mengitimidasi mereka. Walaupun itu hanyalah kemungkinan psikologis mereka, tetapi ini adalah fakta yang sering terjadi bahwa kehormatanmu tergantung seberapa menakutkannya dirimu bagi mereka, yang jelas ini sesuatu yang unik dari moralitas mereka, sebab mereka juga fokus melihat atribut yang orang lain kenakan sebagai cara mereka menentukan bagaimana mereka seharusnya bersikap, terlihat ramah dan baik, walaupun hal demikian tidaklah murni dari watak/tabiat mereka yang berlawan atau kepribadian mereka yang sebenarnya (menjilat), karena manusia seperti mereka penuh dengan kepalsuan yang sejatinya tidaklah tulus menghormatimu sebagai manusia seutuhnya, karena mereka akan memperlakukan dirimu sesuka mereka jika dirimu tidak sesuai dengan standar jilatan mereka penuh dengan dusta.
“kamu tidak selevel dengan mereka karena mereka adalah orang prindavan”.
Mereka pada dasarnya orang yang tidak tahu diri, sebab mereka hanya dapat meremehkan orang lain seperti dirimu. Karena kita hidup bersosial itu tidak jauh dari penilaian orang lain. Apakah penilaian itu bentuk dari kesombongan mereka atau bentuk dari harga diri mereka yang rendah karena bagi mereka hidup ini adalah sebuah kompetisi dalam mencapai kebahagiaan yang tidak jauh dari rasa kecemburuan (iri, dengki, hasat). Kamu senang mereka susah, kamu susah, mereka bahagia.
Hiburan Kita – Manusia itu pada dasarnya serakah yang haus akan dominasi. (mendominasi).
Penjilat pada umumnya memiliki hati yang tidak baik (hati mereka kotor atau busuk), licik, dan manipulatif karena mereka adalah seorang pendusta yang hanya mencari aman (bermain aman) dalam mencari suatu keuntungan.
Kehidupan sosial pada dasarnya hanyalah panggung sandiwara yang penuh dengan kemunafikan (solidaritas semu)
Kita sebagai manusia adalah makhluk sosial, dan manusia itu tidak akan pernah bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Ungkapan ini memang ada benarnya, tetapi semua itu terdapat banyak kontroversinya, sebab sebagian besar masalah hidup kita berasal dari kehidupan sosial. Karena kita hidup bersosial itu pada dasarnya hanyalah untuk memuaskan ego orang lain atau kebutuhan dari semua motif mereka dalam menginginkan sesuatu darimu yang didasari kebutuhan hidup, rohani, dan kebutuhan sosial mereka. karena jika tidak, maka dirimu akan anggap orang sombong, karena tidak dapat memuaskan ego dari hasrat atau motif mereka, entah itu kamu tidak ada waktu untuk basa-basi dengan orang lain dengan tidak maunya dirimu menyisihkan waktu agar bersosialisasi dengan orang lain. Sebab setiap kepribadian orang itu tidaklah sama. Dalam beberapa kasus, suka atau tidak mereka seakan memaksakan dirimu harus bersosialisasi agar tidak dicurigai, diam-diam menghanyutkan atau kamu di anggap orang ansos atau sombong sebab mereka hanya memperdulikan ego mereka sendiri dengan minimnya empati mereka.
Artikel ini masih dalam berbentuk draft yang akan di publikasikan… this my secret jurnal !!!
Stand Up Be Strong (this life is a story of hypocrisy over betrayal)
Jadi ingatlah ini, kamu itu pantas dipermainkan oleh penjilat jika kamu lemah, karena mereka pada dasarnya akan menghormati dirimu jika kamu lebih kuat, lebih kaya dan bermateri dari pada diri mereka yang sejatinya berperan sebagai penjilat, mereka itu kerdil secara moral, sebab pada dasarnya yang akan terjadi, kamu lemah kamu akan ditindas, disepelekan, diremehkan, direndahkan atau dipermainkan oleh mereka, dan sedangkan jika kamu kuat yang sadar atas semua realitas ini pada dasarnya didasari kemunafikan dengan melakukan perlawan terhadap mereka, mereka akan menuntut keadilan solah mereka adalah korban yang terzholimi oleh dirimu (menuntut keadilan). Jadi dalam kehidupan sosial yang absurd ini mereka tidak lah dapat disalahkan sepenuhnya, melainkan kamulah yang salah, sebab dirimu itu lemah, miskin, dan bodoh yang membuat dirimu hanya dapat dipermainkan oleh penjilat, sebab tidak ada gunanya marah atau dendam kepada si penjilat dengan melakukan perlawan karena itu adalah kodratnya mereka sebagai makhluk penjilat (orang munafik) untuk mempermainkan harga dirimu jika kamu tidak selama harus menjadi kuat yang mereka harapkan agar terus menjilatimu.
ketika dirimu mulai disegani oleh banyak orang karena “rasa takut” disituslah kemunafikan itu akan selalu menyertai hidupmu.
Hiburan Kita – Ketika dirimu ditakuti disituslah kemunafikan atas penjilatan akan selalu menyertai hidupmu.
kemunafikan karena tuntutan untuk menjadi orang baik (penjilat)
Manusia sampai kapan pun akan terus menjadi orang munafik penuh dengan dusta jika mereka hidup di dunia ini pada dasarnya dituntut untuk menjadi orang baik, sebab mereka akan terus menjadi penjilat karena itu adalah standar lingkungan dimana mereka hidup dan tinggal, yang dimana suatu cara mereka hidup yaitu dengan cara menjaga keharmonisan.
Mereka hanya ingin agar dirimu dapat ditakuti oleh mereka sebagai wujud rasa hormat atau rasa segan mereka terhadap dirimu agar mereka dapat terus bersikap baik. Atau mereka sendiri yang akan lancang atau tak segan bersikap kurang ajar kepadamu karena kehadiran mereka di dalam hidup mu hanya didasari oleh rasa kedengkian hati mereka terhadap dirimu dengan cara menjilat.
Hiburan Kita – Seleksi alam atas sifat perilaku sosial dalam solidaritas semu
Lebih baik takut kehilangan jati diri dari pada takut kehilangan teman
Tidak semua teman itu pantas kamu terima untuk hadir dalam hidup mu, karena tidak semua teman itu pantas dijadikan sahabat. Mereka hanya ada ketika membutuhkanmu saja dan menghilang ketika kamu sedang susah. Mereka cenderung malu dengan kekuranganmu dan mereka hanya menginginkan dirimu selalu tampil lebih baik dengan membuat mu terus berpura-pura menjadi orang kuat dengan mengutamakan rasa gengsi atas sikap aroganmu yang disukai mereka akibat cara mereka memperlakukan dirimu sebagai bentuk dari harga diri mereka yang tidak suka melihat orang bodoh dan lembek seperti diri mu ada di dekat mereka (gengsi) dalam menjalin hubungan terhadap dirimu. Mereka secara moral dapat terkadang dapat seolah menjadi seorang penjilat yang memiliki mentalitas pendengki yang pada umumnya ingin selalu mendambakan harga diri atau haus akan rasa hormat dalam urusan kebahagiaan, yang jelas hal ini akan membuat mereka merasa susah melihat orang lain bahagia, tetapi mereka ingin selalu dalam keadaan bahagia selalu, dan mereka egois dalam soal mencapai kebahagiaan, moralitas mereka yaitu senang dan bahagia itu harus ngajak-ngajak (kecemburuan), tetapi mereka tidak mau diajak susah bersama, dengan menghilang saat kamu susah dan timbul ketika kamu berhasil, dan mereka hanya ingin mau menang atau enak nya sendiri atau egois dalam soal ingin hidup bahagia. yang lucunya kamu bisa saja dianggap sebagai orang jahat oleh penjilat seperti mereka dengan menyalahkanmu yang telah membuat mereka tidak bisa bahagia atau mengganggu kenyamanan mereka dalam menikmati kebahagiaan.
Jika kamu hidup dalam pergaulan yang keras, maka kamu lebih keras dari pergaulan itu sendiri. Agar dirimu tidak tertindas oleh kerasnya pergaulan yang tidak bermartabat itu dalam mempertahankan idealisme, yang dimana banyak dari mereka hidup diatas kemunafikan yang disebut panggung sandiwara untuk bertahan atau menjilat bertujuan untuk bermain aman.
Hiburan Kita –
Ketika orang lain menginginkan kebahagiaan yang sama seperti dirimu sebagai mimpi keinginan mereka, maka itu adalah awal dari kebencian mereka terhadap dirimu (Hasad) dengan menghasut orang lain berkedok menceramahi (menasehati). Karena mereka beralasan tidak dapat mewujudkan mimpi yang sama untuk benar-benar memusuhimu dengan cara menyaingi dirimu, atau mereka menganggap percuma saja berjuang jika tetap saja orang lama yang akan menang sebegai bentuk rasa benci dan dendam terhadap dirimu.
Pada akhirnya, ini adalah awal mulanya kausalitas terjadinya pengkhianatan, jika kamu pernah merasa hancur oleh pengkhianatan, maka hancurkan mereka dengan pengkhianatan yang sama, agar mereka dapat merasakan apa itu rasa sakit dan penderitaan sehingga mereka akan mengerti artinya dari ketulusan yang tersakiti atas pengkhianatan yang mereka lakukan kepadamu. Sebab tidak ada kesempatan kedua bagi seorang pengkhianat. karena semua itu tergantung seberapa besar kehancuranmu atas pengkianatan mereka salama ini kepadamu. “your enemy is your destiny“.
karena banyak orang lain menilai semua ini adalah nasip burukmu, karena mereka pada dasarnya terlalu bahagia untuk benar-benar mengerti selain hitam atau putih (biner), bahwa apa yang kau lihat dari keindahan itu adalah permainan dari kegelapan itu sendiri untuk memperdayakan dirimu terhadap keindahan dari cahaya.
Bahkan kegelapan itu adalah cara bertarung yang sangat merusak karena kemampuannya yang sangat mengerikan dalam menganugerahkan sumber pengetahuannya “Idea of evil” dalam membentuk realitas yang melahirkan kebenaran mutlak yang muncul di dalam kegelapan. Karena Siksaan jiwa yang dilanda amarah atau Siksaan idealisme yang berpadu dalam melahirkan spiritual kegelapan. “Light will be a conspiracy above darkness“.
Konten di bawah ini adalah iklan dari platform lain. Media kami tidak terkait dengan konten ini.