Nobody innocent – Dalam hidup ini banyak dari mereka hanya menilai mu seberapa banyak harta yang kamu miliki yang menentukan cara mereka memperlakukan orang lain, ya begitulah realita hidup dengan budaya menjilat yang sudah mendarah daging. Bahwa kehormatanmu tergantung seberapa bermateri dirimu, bagi mereka kamu hanya pantas diperlakukan baik atau tidak jika kamu bermanfaat bagi mereka, karena jika kamu miskin kamu hanya diremehkan, tetapi jika kamu kaya, kamu hanya dilihat seberapa bermanfaat dirimu. Karena mereka hanya menilai orang lain seberapa bermanfaatnya dirimu bagi mereka yang membuat dirimu sebagai sumber daya yang tidak boleh dilawan. Dan jika kamu kaya tetapi tidak bermanfaat mereka hanya melawan mu dengan cara berlindung di dalam agama sebagai cara mereka berlindung dibalik kebaikan atau merasa diri mereka telah memperjuangkan nila-nilai kebaikan dengan motif yang berasal dari keuntungan pribadi (iri, dengki) berkedok kebaikan bersama, karena memanfaatkan nilai-nilai kebaikan sebagai kejahatan mereka terhadap dirimu karena dirimu sangat berharga untuk jatuh karena dirimu dianggap bernilai bagi mereka jika hancur karena kamu dianggap lebih lebih bermateri atau kaya berduit dari mereka. Dan hasilnya menjadi orang berhasil itu tidak lah mudah, karena kamu akan berurusan dengan kebahagiaan orang lain karena telah membuat mereka marah benci atau tidak senang (iri, dengki), dengan begitu mereka menilai dirimu berharga untuk hancur, tetapi jika kamu miskin kamu tidak dianggap atau dipandang remeh, disepelekan, dan kurang/tidak berharga untuk dihancurkan dengan mengabaikanmu. Karena hidup dalam berdemokrasi ini jika kamu bahagia maka kebahagiaan mu itu akan bertentangan dengan kebahagiaan orang lain, sebab mereka akan menilai kebahagiaanmu itu harus bermanfaat bagi orang lain juga, atau mungkin senang atau bahagia itu harus ngajak-ngajak dengan menganggap rezeki mu itu harus memberi manfaat, iri, dengki, berkedok kebaikan, atau sifat hasad mengatasnamakan kebaikan bersama, berujung benci, dendam, ghibah, fitnah dan namimah.
Ya, begitulah hidup, yang dimana dirimu dinilai tergantung seberapa bermanfaatnya dirimu bagi mereka, karena semua ini tentang budaya yang kehilangan martabat berupa hidup dengan cara menjilat. Ketika kamu perlu menyeadarinya bahwa kamu itu akan diperlakukan berdasarkan apa yang kamu miliki atau apa yang disebut siapa kamu yang didasari materi yang mereka pandang dari dirimu, maka disaat itu lah kamu perlu marah bahwa semua ini pada dasarnya didasari oleh kemunafikan jika dirimu bukanlah siapa-siapa jika kamu itu miskin selain hanya dipandang sepele atau diremehkan orang lain. Perlakuan mereka akan berubah seiring waktu kepada dirimu jika kamu pantas untuk dijilat dengan harus hidup mu sesuai dengan standar ekspektasi mereka, dan kamu tidak akan diperlakuakan baik oleh mereka jika kamu tidak merubah nasipmu sendiri dengan terus menerus menjadi orang yang tampak kuat secara fisik yang pada dasarnya tidaklah cukup melainkan juga kuat secara materi.
Dan pada akhirnya kamu akan kembali ditinggalkan oleh mereka jika kamu tidak kuat dan bermateri sebagai inti dari kekuatanmu, karena pada dasanya mereka akan setia dengan menunjukan loyalitas atau perlakuan manis mereka ketika kamu harus berdiri kokoh diatas kekuasaan dari materi yang kamu miliki. yang perlu disari dalam hidup ini bahwa, penjilat itu hanya ada dalam kisah hidupmu jika kamu itu berharta atau seberapa bermanfaatnya diri mu bagi mereka, karena mereka pada dasarnya tidak akan pernah ditakdirkan bertemu dengan dirimu atau tidak akan pernah ada di dalam kisah hidupmu jika kamu itu adalah orang miskin atau tidak menguntungkan bagi mereka sebagai seorang penjilat, karena penjilat itu ada ketika kamu berduit dan menghilang saat kamu jatuh miskin, sebab mereka itu exist dalam kisah hidup mu tergantung siapa dirimu. Karena dalam hidup ini kamu hanya perlu hidup dengan orang-orang yang lebih hebat dari dirimu agar dirimu tidak perlu takut untuk dikhianati oleh siapapun, walaupun orang hebat yang jauh lebih hebat darimu itu akan tak segan bersikap lebih sombong dari dirimu karena kamu sadar bahwa kesombongan mu itu berasal dari pengetahuan dari pengalaman yang kamu miliki, dan kamu hanya perlu meyeimbangkan kehormatanmu dengan menunjukan kualitas dirimu kepada orang yang jauh lebih hebat dari dirimu beserta loyalitas yang kamu berikan kepada mereka dan bukan menjilat seperti orang-orang yang memperlakukan dirimu sebagai alat atau keuntungan semata, karena dirimu telah mengetahui cara hidup penjilat itu seperti apa yaitu ketika kamu kuat kamu disegani, ketika kamu lemah kamu dibuang. Ya mereka hanya respect karena mereka sedang menjilat, dan kamu akan di khianati oleh kesombongan mereka sendiri jika mereka merasa lebih kuat darimu dengan rasa tidak respect, Karena mereka hanya tunduk pada kekuatan materi yang membentuk kekuasaanmu sebagai sumber daya yang tidak boleh mereka lawan, dan bukan karena takut akan dirimu yang aslinya mereka pandang lemah, selain menyiasati cara mereka untuk mengkhianatimu jika dirimu telah kehilangan kekuatan (jatuh miskin) dari materi yang membentuk kekuatanmu sebagai cara mereka menjilat.
Jangan pernah takut dibilang sombong oleh orang lain, karena pada kenyataannya kamu itu akan disepelekan orang lain karena kamu itu miskin, oleh sebab itu kesombongan mu itu adalah harga dirimu, tetapi sombonglah dengan sewajarnya dengan menjadi orang yang tahu diri, sebab jika kamu tidak sombong itu artinya kamu tidak menghargaimu dirimu sendiri dihadapan orang lain yang memandang remeh dirimu, sebab dijaman sekarang “kalau dak punyo dak dipandang orang”, oleh sebab itu sombonglah kepada orang yang tepat, karena dia atas langit masih ada langit. Sombong boleh, tidak tahu diri jangan. Sebab sombong itu hanya pantas dilakukan oleh orang yang bijak dan bukan untuk orang bodoh yang tidak tahu diri, maupun dengan sikap tidak sadar diri (tidak tahu diuntung).
Hiburan Kita – Sombong teriak sombong itu sudah biasa terjadi dalam kehidupan sosial, jadi biasakanlah dirimu menyikapinya.
Hiduplah merakyat jika kamu ingin dihormati banyak orang, karena semua akan berubah dengan seiring waktu bahwa indah kebersamaan itu akan menjadi kenangan manis karena semua orang akan menjadi sombong oleh perubahan jaman itu sendiri karena telah memiliki privilege nya masing-masing. Karena kita hidup bersosial itu seperti menjual harga diri kita kepada orang lain, jika mereka hidup berlandaskan keangkuhan mereka atas apa yang mereka banggakan terhadap diri mereka sendiri yang mereka sombongkan dengan besar hati di hadapan orang lain karena privilege yang mereka banggakan (pongah). Walaupun privilege itu pada dasarnya melahirkan keberagaman dalam berdemokrasi berupa kesombongan mereka dalam hidup bermasyarakat dan bernegara (“kalau dak punyo dak berhargo dipandang orang“).
Dan jadilah orang yang dapat diperhitungkan oleh orang lain, jika dirimu sadar bahwa hidup ini tidak semanis apa yang kamu bayangkan “harmony is an illusion” kamu kuat, kamu disegani, kamu lemah kamu dibuang, karena pada dasarnya kamu akan dipandang sepele oleh orang lain yang menginginkan dirimu agar tampak selalu kuat agar mereka dapat menikmati dirimu dengan cara menjilat. Dan jika dirimu tidak mampu hidup berdasarkan ekspektasi mereka kamu dapat menyaksikan cara mereka memperlakukan dirimu dengan begitu buruknya atau dengan cara merendahkan dirimu dengan seolah dirimu pantas diperlakukan semaunya mereka. Karena dalam hidup ini bukan sebaik apa dirimu, melainkan sebarapa buruknya diri mereka.
Artikel ini adalah jurnal pribadi yang ditulis di atas kertas (buku jurnal) dan sudah di salin ke dalam draft untuk dipublikasikan.