Banyak orang beralasan tidak kuat menjadi pengusaha bukan karena modal, atau kemampuan yang minim, melainkan mereka tidak kuat dengan omongan orang lain yang sibuk membicarakan diri mereka berprofesi sebagai pengusaha, itulah penyebab utama awal dari masalah mental wirausaha yang terus di bombandir oleh emak-emak karena mereka tidak tahan dengan omongan orang-orang di sekitar mereka, karena mereka menganggap dirimu harus menjadi kacung orang lain dengan bekerja di tempat orang, sebagai pelayan, buruh atau orang kantoran (budak korporat). Begitulah hidup mereka dalam tekanan hidup, yang terburuk dari pilihan mereka yaitu mereka rela bergutang ratusan juta untuk membalas rasa muak mereka dengan lebih memilih berhutang kredit agar dapat membeli Honda CRV atau semacam kendaraan mewah lainnya agar ia dapat berdagang dengan kendaraan bergensi tersebut. mereka sibuk bekerja berdasarkan rasa sombong atau gengsi mereka dengan bekerja mengutamakan gaya karena mereka lebih mengutamakan gengsi karena orang-orang yang sibuk membicarakan mereka selalu sibuk membicarakan hidup orang lain dengan berekpsktasi tinggi terhadap mereka. mereka berani mengambil resiko berhutang ratusan juta agar mereka tidak terlalu hinanya dipandang orang karena pekerjaan mereka sebagai pembisnis (pedagang) atau dipandang remeh dan rendahnya dimata orang lain dengan sibuk membanding-bandingkan hidup atau nasip oran lain yang mereka jadikan bahan gunjingan dengan sibuk ngerumpi.
Artikel ini adalah jurnal pribadi yang ditulis di atas kertas (buku jurnal) dan sudah di salin ke dalam draft untuk dipublikasikan.