Daftar Isi
Alasan Anak-Anak dan Remaja Mudah Bosan dan Marah?
Kemajuan dunia yang serba cepat yang didorong oleh perkembangan teknologi saat ini berimbas negatif pada anak-anak dan remaja yang tampaknya mengalami tingkat kebosanan dan kemarahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya, di jaman era digital saat ini semakin sering kita jumpai anak-anak dan remaja mudah uring-uringan. Banyak orang tua, pendidik, dan pengasuh prihatin dengan tren yang berkembang dan perubahan jaman saat ini. Kita sebagai orang dewasa atau orang tua penting untuk memahami alasan yang mendasari emosi ini untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan.
Dalam artikel ini kita akan mengeksplorasi alasan yang mendasari mengapa anak-anak dan remaja saat ini sering menunjukkan perasaan bosan dan suka melampiaskan emosi dengan suka marah-marah, dengan memahami faktor-faktor ini kita dapat mendukung anak-anak dan remaja kita dengan lebih baik dalam mengarahkan emosi mereka dan mengembangkan ketahanan mental dan emosi mereka yang lebih sehat.
Dampak teknologi dan waktu di depan layar
Overstimulasi dan hiburan konstan
Ketersediaan perangkat digital yang meluas, seperti smartphone, tablet, dan komputer, telah merevolusi cara anak-anak dan remaja berinteraksi dengan dunia, teknologi dapat menawarkan hiburan yang mengarah pada stimulasi berlebihan. Akses terus-menerus ke game mobile, media sosial, dan video seperti tiktok dapat menyulitkan anak-anak untuk fokus pada aktivitas kurang merangsang atau kurang mengasyikkan, anak-anak terus-menerus dibanjiri konten yang merangsang sehingga sulit bagi anak untuk menemukan kepuasan dalam aktivitas lain. Akibatnya mereka mungkin cepat merasa bosan dengan bentuk hiburan lawas/hiburan tradional, aktivitas pembelajaran, dan aktivitas fisik, atau cepat merasa bosah dalam hal apapun.
Selain itu, waktu layar yang berlebihan dapat mengganggu pola tidur, merusak interaksi sosial pertemanan mereka, dan menghambat perkembangan keterampilan koping atau proses adaptasi untuk mencapai keseimbangan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, yang menyebabkan meningkatnya frustrasi dan kemarahan.
Hiburan Instan dan rentang perhatian
Kepuasan instan yang disediakan oleh teknologi telah berkontribusi pada rentang perhatian yang lebih pendek pada anak-anak dan remaja, rentang perhatian atau attention span merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan seseorang untuk bisa memusatkan perhatian pada satu hal atau topik, Dengan informasi yang tersedia di ujung jari mereka, mereka akan terlibat dalam aktivitas yang membutuhkan kesabaran dan usaha yang berkelanjutan. Akibatnya tugas maupun aktifitas mereka yang tidak menawarkan imbalan dan dampak nya secara langsung tanpa merangsang/keasyikan dapat dengan cepat menimbulkan perasaan bosan, bad mood, dan frustrasi, atau terlalu cepat merasakan kejenuhan disebabkan rentang perhatian mereka yang bermasalah karena kemudahan memperoleh sesuatu atau kesenangan secara instan.
Selain itu sifat teknologi yang menyenangkan yang telah berkembang dengan cepat telah mengkondisikan anak-anak dan remaja mendapatkan dopamin instan menjadikan anak-anak dan remaja mengharapkan hiburan yang konstan dan hasil yang cepat. Hal ini dapat mempersulit mereka untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan komitmen jangka panjang. Akibatnya mereka berjuang untuk menemukan kesenangan atau hanya berjuang untuk menemukan kepuasan.
Kurangnya aktivitas fisik dan bermain di luar ruang
Gaya hidup
Gaya hidup modern seringkali melibatkan waktu layar yang lama, yang menyebabkan penurunan aktivitas fisik di kalangan anak-anak dan remaja. Di masa lalu bermain di luar ruangan adalah cara umum atau biasa bagi anak-anak untuk menghabiskan waktu dan terlibat dalam aktivitas kreatif. Namun anak-anak dan remaja saat ini lebih cenderung menghabiskan waktu luang mereka di dalam ruangan, yang menyebabkan berkurangnya kesempatan untuk bermain fisik dan eksplorasi, aktivitas fisik melepaskan endorfin dan meningkatkan rasa bahagia, selain itu kurangnya gerakan tubuh dapat menyebabkan kemampuan atau bakat menjadi terpendam, dan tingkat frustrasi yang meningkat yang dapat bermanifestasi sebagai kemarahan.
Tidak dekat pada alam
Richard Louv, dalam bukunya “Last Child in the Woods”, memperkenalkan konsep “Nature Deficit Disorder” yang menunjukkan bahwa keterasingan atau menjauhnya anak-anak dan remaja dari alam yang hijau dapat berdampak negatif terhadap kesejahteraan emosional mereka. Dikelilingi oleh dinding beton dan lingkungan modern dapat menyebabkan perasaan, frustasi, bad mood, gelisah dan mudah tersinggung. Berhubungan dengan alam telah terbukti memiliki efek menenangkan pada seseorang, termasuk anak-anak dan remaja, dan ketidaksukaan anak-anak dan remaja pada alam hijau dan lebih menyukai suasana modern biasanya mereka lebih mudah mengalami gangguan emosional dan suka melampiaskan kemarahan.
Kurangnya waktu bermain dan tidak terstruktur
Dalam masyarakat modern kita, anak-anak sering kali memiliki jadwal aktivitas yang padat, menyisakan sedikit ruang untuk waktu bermain yang tidak terstruktur. Banyak anak mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan belajar. Meskipun kegiatan ini penting untuk perkembangan mereka secara keseluruhan, tidak adanya waktu bermain yang tidak terstruktur membuat anak kehilangan kesempatan untuk mengeksplorasi kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, dan menggunakan imajinasi mereka. Tanpa permainan bebas ini anak-anak mungkin kesulitan untuk menemukan aktivitas yang benar-benar melibatkan otak kanan yang dapat menghibur mereka, sehingga menimbulkan perasaan bosan dan gelisah.
Tekanan akademik dan ekspektasi tingkat keberhasilan
Lingkungan Pendidikan Kompetitif
Sistem pendidikan sering menekankan nilai akademik yang tinggi dan persaingan akan prestasi yang memberikan tekanan yang signifikan pada anak-anak untuk unggul atau harus menjadi yang terbaik. Sejak usia anak-anak orang tua mereka mengharapkan anak nya harus lebih cepat belajar kemampuan dasar seperti mengenali huruf dan angka agar cepat pandai, menulis, membaca dan berhitung. Nilai bagus atau sempurna merupakan sebuah keberhasilan dari persaingan atau perlombaan pada lingkungan akademik dan sosial mereka yang tanpa henti untuk menjadi yang terbaik memaksakan kehendak orang tua nya dengan keras mendidik anak nya seperti ala militer dan komprehensif. Sementara pendidikan sangat penting untuk mengejar kesuksesan tanpa henti dapat menyebabkan kelelahan dan tekanan emosional. Ketakutan akan kegagalan dan ekspektasi kinerja yang konstan dapat membuat anak-anak dan remaja mudah frustrasi dan mudah marah, terutama ketika mereka berjuang untuk memenuhi standar yang tinggi tersebut.
Penyederhanaan kurikulum
Dalam beberapa sistem pendidikan, telah terjadi pergeseran ke arah kurikulum yang lebih kompleks dan sempit yang lebih mengutamakan mata pelajaran inti yang padat dari pada kegiatan kreatif atau eksploratif. Paparan yang terbatas pada beragam mata pelajaran dan kurangnya outlet kreatif dapat membuat anak-anak merasa tidak puas dan bosan dengan pengalaman pendidikan di masa sekolah mereka. Ketika mereka tidak diberi kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan kegemarannya dapat menimbulkan rasa apatis dan rasa frustasi.
Perubahan Dinamika Keluarga
Kendala waktu berkualitas
Pada kehidupan keluarga modern, orang tua dan pengasuh mungkin memiliki jadwal kerja yang sibuk, menyisakan waktu terbatas untuk interaksi berkualitas secara emosioanal dengan anak-anak mereka. Kurangnya waktu berkualitas dan percakapan yang bermakna dapat menyebabkan rasa keterputusan dan kehampaan emosional pada anak, yang mengakibatkan perasaan rendah diri berdampak timbulnya rasa benci yang dapat mempengaruhi kematangan emosional mereka dan terbentuknya kepribadian tempramental, dan mereka mungkin menggunakan perilaku mencari perhatian dengan bersikap nakal, tengil untuk tidak mengalami perasaan diabaikan yang menyebabkan emosi meningkat dan mudah tersinggung.
Over-scheduling dan Helicopter Parenting
Dalam upaya memberikan kesempatan terbaik bagi anak-anak mereka, beberapa orang tua cenderung membuat jadwal kegiatan mereka berlebihan dan mengawasi setiap gerakan mereka dengan cermat, istilah “orang tua helikopter” meskipun bermaksud baik, “pengasuhan helikopter” ini dapat menghilangkan kesempatan anak-anak untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri dan mengembangkan motivasi pada minat keinginan mereka, tekanan untuk unggul dalam berbagai kegiatan dan memenuhi harapan orang tua dapat membuat anak kewalahan. Ketika setiap momen direncanakan dan dikendalikan orang tua anak-anak mungkin merasa ditahan dan dikekang menyebabkan terbentuknya kepribadian tempramental.
Dinamika Perubahan Zaman
Setiap zaman memiliki tantangan yang berbeda, dan tentunya akan menghasilkan pola pikir serta cara penyelesaian masalah yang mengikuti perkembangan zaman. Belajar dari perkemaangan zaman tentu kita dapat memahami banyak anak-anak dan remaja lebih tidak tahu cara bersyukur dalam menikmati apa yang mereka dapatkan untuk mereka rasakan dengan penuh syukur, misal anak-anak dan remaja sudah terbiasa dengan hal-hal mewah, bagus, dan modern yang sesuatu yang umum atau menarik dalam kehidupan mereka, maka mereka akan tidak menyukai sesuatu yang terlihat tradisional, lawas, atau kuno. Contoh lainnya mereka yang terbiasa menyaksikan animasi-animasi dari layar TV resolusi FHD/4K akan tidak menyukai animasi-animasi lawas terlihat 2D karena mata mereka terbiasa mengonsumsi keindahan tersebut pada otak mereka, atau menganggap kualitas animasi pada ps2 dan ps3 buruk karena terbiasa melihat gambar kualitas animasi bagus pada ps4 atau ps5. Dan contoh lain anak-anak modern semangkin banyak mainan mewah nan canggih yang mereka miliki semangkin rewel, gelisah, uring-uringan karena banyak maunya bila dibanding dengan anak-anak jaman dahulu lebih mensyukuri mainan tradisional sederhana yang mereka miliki. Meskipun demikian, belajar dari perkembangan zaman dan pemikir ulung di era sebelumnya juga dapat memberikan referensi bagi kita untuk menghadapi dinamika kehidupan anak-anak dan remaja kita di masa mendatang yang hedonis.
Kesimpulan
Kesimpulannya, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenapa anak zaman sekarang mudah bosan dan marah. Dampak teknologi, seperti stimulasi berlebihan dan rentang perhatian yang pendek, telah menyebabkan kebutuhan konstan akan hiburan dan kepuasan instan. Kurangnya aktivitas fisik dan bermain di luar ruangan, ditambah dengan munculnya gaya hidup yang tidak aktif, telah mengakibatkan energi yang terpendam dan frustrasi yang meningkat. Selain itu, penyempitan kurikulum dan tekanan untuk berprestasi secara akademis telah menciptakan lingkungan di mana anak-anak mungkin merasa tidak terpenuhi dan kewalahan.
Perubahan dinamika keluarga, termasuk kendala waktu dan penjadwalan yang berlebihan, telah membatasi waktu berkualitas dan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi minatnya sendiri, sehingga menimbulkan rasa bosan dan emosi negatif. Gabungan faktor-faktor ini telah berkontribusi pada kesejahteraan emosional anak-anak di masyarakat saat ini.
Untuk mengatasi masalah ini, sangat penting bagi orang tua, pendidik, dan pengasuh untuk menemukan keseimbangan antara teknologi dan bentuk hiburan lainnya, mendorong aktivitas fisik dan bermain di luar ruangan, serta memberikan pendidikan menyeluruh yang mencakup outlet kreatif. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan waktu keluarga yang berkualitas, dan penemuan minat diri juga penting dalam mendukung kesejahteraan emosional anak.
Dengan memahami dan mengatasi alasan mendasar di balik kebosanan dan kemarahan anak-anak, kita dapat bekerja untuk mendorong perkembangan mereka secara keseluruhan, ketahanan emosional, dan hubungan yang lebih sehat dengan dunia di sekitar mereka. Mari berusaha untuk menciptakan lingkungan yang mendorong keingintahuan, kreativitas, dan hubungan yang tulus, memungkinkan anak-anak kita mengarahkan emosi mereka secara efektif dan menjalani kehidupan yang memuaskan dalam masyarakat yang kompleks saat ini.
Konten di bawah ini adalah iklan dari platform lain. Media kami tidak terkait dengan konten ini.
Artikel: (Alasan Anak-Anak dan Remaja Mudah Bosan dan Marah, Alasan Anak-Anak dan Remaja Mudah Bosan dan Marah, Alasan Anak-Anak dan Remaja Mudah Bosan dan Marah, Alasan Anak-Anak dan Remaja Mudah Bosan dan Marah, Alasan Anak-Anak dan Remaja Mudah Bosan dan Marah, Alasan Anak-Anak dan Remaja Mudah Bosan dan Marah, Alasan Anak-Anak dan Remaja Mudah Bosan dan Marah, Alasan Anak-Anak dan Remaja Mudah Bosan dan Marah, Alasan Anak-Anak dan Remaja Mudah Bosan dan Marah, Alasan Anak-Anak dan Remaja Mudah Bosan dan Marah,